Oke, pada postingan kali ini gw pengen share sedikit trik pintar, atau mungkin lebih tepatnya trik licik, untuk jalan-jalan murah menggunakan kereta api di jepang. Tentu saja trik ini nggak layak buat ditiru. Namanya juga trik licik -__-
Tapi buat sekedar tau nggak salah kan ya? Hehehe.
Sebelumnya mari kita bahas perbedaan prosedur penggunaan tiket kereta api di Indonesia dengan di Jepang. Di Indonesia, kita lazim mendapati seorang kondektur berkeliling di dalam kereta saat perjalanan berlangsung, mengecek tiket para penumpang untuk kemudian melubanginya sebagai bukti kalau tiket itu sudah dicek. Jadi pengecekan tiket ini terjadi di atas kereta, saat perjalanan berlangsung. Sementara di Jepang, dan di banyak negara maju lainnya, nggak ada tuh yg namanya kondektur keliling. Pengecekan tiket justru dilakukan saat kita akan masuk ke platform stasiun.
Jadi kita beli dulu tiketnya di mesin penjual tiket, kemudian tiket ini kita masukkan ke mesin di pintu masuk stasiun, setelah si tiket keluar lagi (tentunya dengan sebuah lubang kecil tanda tiket ini sudah lulus sensor), pintu platform pun terbuka. Saat itulah kita bisa masuk ke dalam stasiun. Begitu juga cara keluar dari stasiun, kita masukkan tiket yg sudah kita beli ke mesin tiket, bedanya kali ini tiket nggak akan keluar lagi, pintu terbuka dan kita bisa keluar.
Buat yg belum punya gambaran samasekali nih gw kasih gambar mesin tiket di platform stasiun.
Oke, kita sepakat ya pengecekan tiket adanya di pintu masuk dan pintu keluar. Ini penting banget soalnya dengan trik yg akan gw jelaskan.
Ada dua cara yg dipakai buat memanipulasi pengecekan tiket di platform stasiun ini. Yg pertama adalah cara yg paling ekstrim dan butuh keberanian serta jam terbang tinggi, yaitu dengan melakukan tembak-tempel.Jadi ketika seseorang akan melewati pintu mesin tiket (contohnya cewek pd gambar di atas), kita berada di jarak yg sedekat-dekatnya dengan orang tersebut, supaya pas pintu platform terbuka (selama sekitar 2 detik) kita bisa numpang lewat. Mesin akan mendeteksi penumpang yg masuk adalah satu orang, padahal sebenarnya dua orang. Makanya gw bilang trik ini butuh keberanian dan jam terbang tinggi. Soalnya kita kudu paham berapa jarak aman kita dengan orang yg kita tempel. Bisa jadi kalau kita terlalu jauh, pintu akan menutup sebelum kita sempat lewat. Selain itu, di stasiun-stasiun besar, pintu masuk/keluar dijaga minimal dua orang Polisi. Kalo udah kayak gini ya jangan harap bisa melakukan trik ini. Kecuali kita pengen ngerasain gimana rasanya dibui. Hehehe. Trik ini bisa dipakai di pintu masuk maupun pintu keluar. Secara ilmu ekonomi, dengan menggunakan trik ini kita bisa melakukan perjalanan jauh, tanpa perlu mengeluarkan uang sepeser pun.
Cara kedua relatif lebih aman, tapi dibutuhkan rasa solidaritas yg tinggi diantara sahabat. Kenapa begitu? Karena trik yg kedua ini melibatkan pihak lain. Gw ambil contoh gw sendiri lah. Gw domisili di Mishima dan akan melakukan perjalanan ke Stasiun Tokyo. Jadi di stasiun Mishima gw beli tiket dg tarif yg paling murah, tentunya untuk jurusan yg paling dekat, dlm hal ini tiket ke Stasiun Numazu seharga 380 yen (sekitar 38 ribu rupiah). Tiket ini gw pake buat masuk ke dalam stasiun Mishima. Di dalam stasiun sendiri gw nggak naik kereta jurusan Numazu, tapi naik kereta yg langsung ke Tokyo.
Terus gimana caranya nanti gw bisa keluar di Stasiun Tokyo kalo tiket yg gw punya adalah tiket jurusan terdekat dari Mishima? Nah di sinilah gw bilang pentingnya solidaritas diantara sahabat. Jadi gw calling temen gw yg domisilinya deket-deket Tokyo, gw minta dia siapin buat gw tiket jurusan terdekat dari Tokyo, dlm hal ini tiket Ueno-Tokyo seharga 180 yen (sekitar 18 ribu rupiah). Dia nunggu gw di peron Stasiun Tokyo, setelah kita ketemu dia ngasih tiket yg gw minta, dan dengan tiket inilah gw bisa lolos dari pemeriksaan di pintu keluar. Jadi mesin akan menganggap gw seolah-olah melakukan perjalanan dari stasiun terdekat, padahal sebenarnya kan gw dari tempat yg notabene terpisah dua provinsi jauhnya dari Tokyo.
Trik yg ini lumayan menghemat pengeluaran. Kalau mau bayar asli, tiket Mishima-Tokyo itu seharga 5000 yen (sekitar 500 ribu rupiah), jd kalo bolak-balik perjalanan bakal habis sekitar satu juta rupiah cuma untuk tiket kereta. Dengan trik ini gw bisa menghemat 950 ribu rupiah, kurang lebih ya. Lumayan kan tuh! Hehehe. Trik ini bisa dipakai di semua perjalanan jauh, syaratnya ya itu tadi, harus ada orang yg mau nyediain tiket buat kita keluar di stasiun tujuan. Di sinilah gunanya sahabat. Hahaha.
Over all seperti yg gw bilang di awal, trik ini adalah trik licik yg nggak patut ditiru. Pesan moralnya, belilah tiket sesuai perjalanan yg kita tempuh.
Tapi kalo nggak ada duit, ya apa boleh buat.
Hehehe.